Urbanography merupakan gabungan dari streetphotography dan foto arsitektur yang digagas oleh Raul Renanda, seorang fotografer sekaligus arsitektur profesional lulusan Universitas Parahyangan (UNPAR), Bandung.
Kemampuan untuk merekam secara dinamis dan penuh dengan kejutan, mulai dari perubahan kota, bentang kota (cityscape), serta berbagai aktivitas warga menjadikan urbanography kini semakin digilai para fotografer.
Menurut Raul, memperoleh cerita dari tempat yang tepat dengan rasa ketertarikan Anda menjadi kata kuncinya. Anda harus memiliki ketertarikan saat mengambil gambar, karena akan ada transfer energi yang terekam ke dalam foto disajikan. Ada begitu banyak foto yang bagus namun tak hidup dan bernyawa.
Simak beberapa trik pengambilan gambar yang hidup dan bernya berikut!
**Pertama, Cari dan pergilah ke tempat manapun yang Anda sukai yang memiliki makna khusus bagi Anda. Amati sekitar tempat tersebut, hal apa yang menarik hati Anda. Apa yang Anda rasakan sampaikanlah melalui foto tersebut. Sajikan foto dengan baik.
Raul Renanda menjelaskan bahwa Anda tidak diperbolehkan untuk mencari-cari cerita, karena cerita bukan untuk dicari-cari. Cerita itu akan tercipta dengan sendirinya bila memang tempat itu menarik.
BACA JUGA: 5 Trik Jitu Memotret Cityscape yang Memukau
**Kedua, Gunakanlah kamera dengan lensa fix yang lebar. Potret dari dekat dan tetap fokus. Gunakan bukaan yang kecil namun tidak mencolok.
Raul juga memaparkan bahwa lensa yang biasanya dia pakai adalah lensa 28mm dengan diafragma 8 agar tetap fokus pada semua elemen.
**Ketiga, Tetap fokus, jangan kebanyakan berfikir, dan tak usah takut bila terjadi kesalahan. Selalu tanamkan prinsip, “kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”. Kesalahan akan menjadi pengalaman Anda agar Anda tidak melakukan kesalahan yang sama.
“Seperti saat Anda melakukan sebuah performance di panggung, pasti mula-mulanya kurang bagus. Semakin lama maka semakin besar peluang bagus dan akan semakin kecil Anda membuat kesalahan. Anda tinggal menunggu hasil yang istimewa, momen yang bagus merupakan bonus”, ujar Raul.
**Keempat, Perhatikan kualitas foto. Ketajaman, fokus, maupun blur bukanlah hal yang menjadi tujuan utama Anda. Bagian yang terpenting dan paling utama adalah bagaimana Anda menangkap momen. Raul menganjurkan agar 50 % dari perhatian Anda harus terfokus pada subjek, abaikan sisanya. Raul mengatakan bahwa 3 elemen utama saja yang cukup Anda mainkan, yakni subjek, background, dan foreground.
**Kelima, Buat rencana kemana Anda akan berjalan dan pikirkan apa yang Anda lihat di sana, tak perlu terlalu memaksakan diri Anda. Usahakan untuk membawa kamera kemanapun Anda pergi, tak perlu memaksakan mengambil gambil gambar untuk memperoleh frame di setiap sudut kota.
“Singkirkan ambisis Anda saat memotret. Keadaan sekeliling juga perlu Anda pertimbangkan, tak melulu harus spontanitas. Semuanya bergantung pada lokasi. Sisanya tergantung pada keberuntungan Anda”, papar Raul yang merujuk pada Alex Webb, seorang fotografer legendaries dari agensi foto Magnum.
**Keenam, Saat mengambil gambar, abaikan saja pandangan orang sekitar Anda. Apapun yang mereka ekspresikan, mau senang, kesal, marah, atau kesal biarkan saja. Mintalah izin dulu bila memang diharuskan. Tetap hormati orang-orang serta lingkungan yang hendak kita foto. Tunjukan usaha Anda dan tersenyumlah, karena senyuman akan menunjukan bahwa Anda adalah orang yang baik. Raul menyarankan bahwa bila Anda ingin mengambil gambar di pasar, belilah sesuatu agar Anda tidak dicurigai meski sambil memotret.
**Ketujuh, Buatlah foto berwarna jika warna lingkungan memang kuat dan mendukung. Namun bila Anda merasa kurang menarik, sebaiknya Anda pilih black and white saja.
“Bila suasananya mendung dan banyak polusi, sebaiknya pilih hitam-putih saja, karena akan susah untuk memperoleh foto berwarna yang bagus”, tutur Raul.